Selamat Pagi!
Anak-anak, Konflik, dan Trauma Healing
PSIKOLOGI UNMUL- Anak-anak. Segerombolan manusia kecil yang dikenal dengan perekam yang ulung. Siapa yang tak pernah menjadi anak-anak? Tidak ada. Setiap individu harus melalui fase ini. Mungkin saja, hari ini mereka bisa tersenyum lepas tanpa beban namun esoknya mereka menangis ketakutan. Mereka hanya anak-anak kecil yang selalu gemetar mendengar keributan dan ledakan.
PSIKOLOGI UNMUL Bulan Desember lalu, tepatnya tanggal 2 dan 3 Desember 2016. Psikologi Fisipol Universitas Mulawarman terlibat dalam kegiatan trauma healing yang digagas oleh BPMP (Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuan) Kota Samarinda bekerjasama dengan HIMPSI Kaltim.
Acara ini bertujuan untuk pendampingan korban pengeboman rumah ibadah Oikumene yang terjadi di Loa Janan serta mengedukasi para mahasiswa dan juga masyarakat agar lebih peka lagi terhadap lingkungan sekitar sehingga mampu melakukan tindakan yang tepat terhadap korban yang mengalami trauma.
Sehari sebelum trauma healing dilangsungkan, Psikologi Fisipol Unmul membekali mahasiswa dengan kegiatan kuliah tamu bertema “Psychological First Aid” yang dilaksanakan pada tanggal 2 Desember 2016 di gedung Serbaguna Balai Kota Samarinda lantai 2. Kuliah tamu terdiri dari dua sesi materi yang disampaikan oleh dua orang pemateri yang berbeda. Materi pertama disampaikan oleh Ibu Lisda Sofia, S. Psi, M. Psi, Psikolog mengenai Psychological First Aid, khususnya pada kondisi bencana dan kemudian dilanjutkan dengan materi kedua yang disampaikan oleh pendongeng dari Kidzsmile Foundation Bandung, Kak Idzma mengenai “Bermain dan Bercerita sebagai Sarana Pendampingan Anak”. Kak Idzma tidak hanya memberikan materi namun juga sharing teknik mendongengnya kepada mahasiswa yang hadir.
Pada kegiatan trauma healing yang mengangkat tema “Trauma Healing Penyintas Anak dan Dewasa” ini hadir Bapak Wakil Walikota Samarinda, Ketua BPMP kota Samarinda, Camat Loa Janan, Lurah Loa Janan, Ketua Gereja HKBP, dan kurang lebih 80 orang ibu-ibu dan anak-anak penyintas musibah bom molotov.
Hadir pula Ketua Umum KPAI sekaligus istri dari wakil walikota Samarinda yaitu Ibu Sri Lestari yang ikut membersamai dalam pendampingan. Ibu Sri Lestari memberikan bingkisan boneka kepada anak-anak yang menjadi korban. Kak Idzma sendiri berdongeng untuk membantu memulihkan trauma anak-anak atas peristiwa pengeboman yang lalu. Dongeng yang disampaikan diharapkan dapat membawa anak-anak pada suasana yang ceria sebagai sarana awal pemulihan trauma. Tidak hanya anak-anak, pendampingan pun dilakukan kepada ibu-ibu oleh dosen Psikologi Fisipol Unmul yang tergabung dalam Himpunan Psikologi (HIMPSI) Kaltim.
Bisa baca beritanya di sini: http://
Terimakasih kepada semua pihak yang terlibat. Semoga dengan adanya kegiatan ini kita sebagai psikolog dan calon psikolog masa depan lebih peka terhadap orang-orang yang membutuhkan pertolongan pertama bantuan pemulihan psikis. Let’s be a peace maker and the world better place for children.
Bravo Psikologi !!!